Lima Puluh Kota – Wakil Wali Kota Payakumbuh, Elzadaswarman, menjadi narasumber dalam talkshow interaktif bersama Universitas Terbuka (UT) Padang yang digelar di Radio Harau FM 100,6 MHz, Tanjung Pati, pada Rabu (11/06/2025).
Talkshow yang mengangkat tema “Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Handal dan Kompetitif” itu membahas pentingnya pendidikan tinggi sebagai fondasi pembangunan daerah. Elzadaswarman menegaskan bahwa Kota Payakumbuh yang dikenal sebagai kota pendidikan harus terus mendorong generasi muda untuk mengakses pendidikan tinggi agar mampu bersaing di dunia kerja yang semakin kompetitif.
“Kita harus mempersiapkan generasi muda untuk menjadi SDM yang unggul. Saat ini Payakumbuh memiliki delapan perguruan tinggi. Ini potensi besar yang harus dimaksimalkan,” ujar Elzadaswarman.
Ia juga berbagi pengalaman pribadinya yang pernah menjadi mahasiswa di UT sebelum akhirnya melanjutkan pendidikan ke sekolah kedinasan.
“Saya pernah kuliah di UT, meski tidak sempat tamat karena melanjutkan ke sekolah kedinasan. Tapi UT memberi kesan dan pengalaman yang sangat positif. Sekarang, UT sudah sangat kompetitif,” katanya.
Menurutnya, UT merupakan mitra strategis pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Ia berharap masyarakat dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk meraih pendidikan tinggi yang fleksibel dan berkualitas.
“Untuk membangun SDM yang handal, sehat, dan kompetitif, kita harus menyediakan akses pendidikan yang inklusif dan terjangkau. UT memberikan jawaban atas kebutuhan tersebut,” tutupnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur UT Padang, Dr. Mery Berlian, menjelaskan bahwa UT adalah perguruan tinggi negeri dengan sistem pembelajaran terbuka dan jarak jauh, sehingga memungkinkan siapa saja melanjutkan pendidikan tanpa batasan usia dan tahun kelulusan.
“Banyak orang masih mengira UT adalah kampus swasta, padahal UT adalah perguruan tinggi negeri dan hadir di seluruh provinsi di Indonesia. Semua program studi hampir seluruhnya telah terakreditasi BAN-PT,” jelasnya.
Mery menambahkan, UT memberikan fleksibilitas penuh kepada mahasiswa untuk mengatur waktu belajar, sehingga mahasiswa dapat kuliah sambil bekerja tanpa harus hadir secara fisik di kelas.
“UT memberi kebebasan dalam mengatur waktu. Gaya kuliah di UT bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan ritme masing-masing individu. Ibaratnya, santai tapi pasti,” ujarnya.
Selain itu, Mery menyebut biaya kuliah di UT relatif terjangkau dibandingkan perguruan tinggi lainnya, sehingga menjadi pilihan tepat bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan biaya dan waktu.
“Kita di UT tidak ada memungut uang pembangunan seperti perguruan tinggi lainnya,” pungkasnya. (*dby)