SUMBARTIME.COM-Oknum anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pasaman kembali berulah.Tidak jera-jera agaknya perwakilan rakyat ini untuk terlilit kasus penemuan pertanggungjawaban anggaran fiktinya, usai diaudit BPK Sumbar, DPRD Pasaman kembali tidak bisa mempertanggungjawabkan sebagian dana anggaran sepanjang tahun 2017.
“Memang ada temuan. Jumlahnya sekitar Rp1 miliar lebih. Sekarang kita masih dalam rentang waktu pengembalian,” kata Ketua DPRD Pasaman, Yasri, Senin (25/6).
Yasri menjelaskan, sejak diterimanya Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari BPK pada pertengahan bulan puasa lalu, oknum yang tidak bisa mempertanggungjawabkan anggaran tahun 2017 diberi waktu dua kali 30 hari untuk mengembalikan.
“Sekarang masih dalam tahap pengembalian. Separuh dari temuan sudah disetor ke kas Negara,” kata Yasri.
Saat ditanya secara terperinci apa saja yang menjadi temuan anggaran yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, Yasri hanya bisa menggambarkan secara umum. “Tidak semuanya perjalanan fiktif. Ada juga laporan pertanggungjawaban kegiatan lainnya. Secara terperinci saya kurang tahu,” kata Yasri.
Tidak saja itu, saat ditanya konsekwensi bila tidak bisa mengembalikan sesuai waktu yang ditetapkan, Yasri hanya bisa menjawab, kalau hal tersebut di luar kewenangannya. “Yang jelas ada temuan, wajib dikembalikan. Secara lembaga, semua tau aturan bagaimana jika tidak dikembalikan. Berapa besaran dan siapa saja yang tidak bisa mempertanggungjawabkan anggarannya selama tahun 2017, silahkan datangi masing-masing personal,” kata Yasri.
Pantauan awak media, informasi yang beredar, diduga semua anggota dewan tidak bisa mempertanggungjawabkan anggaran yang dipakaiya selama 2017. Bahkan pada tahun 2016 lalu juga ada temua sekitar Rp1 miliar juga. “Kalau yang 2016 sudah selesai, laporan pengembalianyapun sudah kita serahkan ke kejaksaan,” tukas Yasri.
Diduga terlibatnya semua anggota DPRD Pasaman ini diperkuat oleh
Wakil Ketua DPRD, Bona Lubis. Bahkan ia sendir juga dengan gamblangnya mengakui kalau ikut terlibat dalam hal ini. “Memang ada temuan, awalnya sangat besar, setelah ada cek ricek menjadi Rp1 miliar lebih. Saya pribadi tidak bisa mempertanggungjawabkan sebanyak Rp20 juta. Separuhnya sudah dikembalikan, sisa Rp9 juta. Insyallah saya kembalikan semuanya jika ada rezeki,” tutup Bona. (Sggn)