Sumbartime-Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Solok akan terus memacu pertumbuhan jumlah pesertanya seiringi dengan lajunya pertumbuhan jumlah fasilitas kesehatan yang tersedia di wilayah kerjanya.
Berbagai macam inovasi, dan terobosan, serta melakukan hubungan kerja sama atau menjalin kemitraan dengan instansi dan pelaku usaha diwilayah kerjanya, merupakan sebuah upaya yang periotitas yang bertujuan untuk memperluas cakupan kepesertaan yang telah tergabung dan terdaftar di BPJS tersebut, sehingga terwujudnya Universal Health Coverage atau cakupan semesta di tahun 2019 nanti.
Ungkapan itu disampaikan oleh Kepala BPJS Kesehatan Cabang Solok, Rizka Adhiati, dalam acara Media Ghatering BPJS Kesehatan Cabang Solok Tahap II, Jumat 27 Oktober 2017, di ruangan pertemuan Kantor BPJS Kesehatan Cabang Solok.
Wilayah kerja BPJS Kesehatan Cabang Solok adalah Sumatera Barat bagian timur yang mencakup 6 daerah yang ada, yang terdiri atas daerah Kota Solok, kabupaten Solok, kabupaten Solok selatan, kota Sawah Lunto, kabupaten Sijunjung, dan kabupaten Dharmasraya.
Dari paparan yang disampaikannya dan dikuatkan dengan realease yang diberikan, Rizka Adhiati menerangkan, BPJS Kesehatan Cabang Solok telah bermitra dengan 121 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang terdiri atas 61 Puskesmas, 33 Dokter Praktik perorangan, 13 Dokter praktik gigi perorangan, 6 Klinik pertama, dan 8 klinik TNI/Polri, dan selain itu kemitraan juga dilakukan dengan 28 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang terdiri atas 8 rumah sakit, 7 apotek, serta 13 optik.
Dalam upaya memperluas jumlah pertumbuhan peserta nya itu, BPJS Kesehatan Cabang kota Solok juga menghimpun seluruh potensi yang ada di berbagai elemen masyarakat, serta memberdayakan masyarakat itu ditengah tengah masyarakat lainnya.
Hal itu terbukti dengan telah diluncurkannya program Goes to Campus di Universitas Mahaputra Muhammad Yamin (UMMY) Solok oleh BPJS Kesehatan Cabang Solok.
Diluncurkannya program Goes to Campus adalah dengan tujuan untuk menjadikan mahasiswa sebagai Duta BPJS Kesehatan di lingkungannya, karena pada umumnya mahasiswa adalah generasi muda yang memiliki daya tangkap yang tinggi dan mempunyai potensi tersendiri, ungkap pemimpin dari kaum wanita itu.
Lebih jauh Rizka Adhiati menerangkan, BPJS Kesehatan Cabang Solok juga telah melahirkan Kader JKN, yang nantinya akan berfungsi sebagai pemberi informasi, pendaftaran PBPU, dan penagih iuran PBPU, dan masyarakat yang dapat tergabung didalam Kader JKN adalah masyarakat yang telah mendapatkan pelatihan khusus, serta terdaftar secara resmi menjadi mitra BPJS Kesehatan Cabang Solok.
Dalam mencapai tujuannya yang telah terprogram itu, serta untuk meningkatkan mutu pelayanannya, BPJS Kesehatan Cabang Solok, juga telah mengeluarkan berbagai inovasi dan terobosan untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan pendaftaran dan bergabung sebagai peserta BPJS kesehatan yang baru, dan hingga Oktober 2017 ini jumlah peserta BPJS Kesehatan Cabang Solok telah mencapai 716.097 jiwa.
Untuk meningkatkan jumlah peserta yang telah ada tersebut, BPJS Kesehatan Cabang Solok telah memperluas ruang untuk masyarakat yang akan melakukan pendaftaran dan pembayaran iuran.
Sebelumnya pendaftaran dan pembayaran iuran hanya dapat dilakukan di kantor cabang, kantor layanan operasional kabupaten/kota, website, atau bank yang telah menjadi mitra BPJS, namun sekarang pendaftaran dan pembayaran iuran juga dapat dilakukan melalui BPJS Kesehatan Care Center (1500-400), Dropbox di kantor cabang, Kelurahan, Kecamatan, atau melalui PPOB yakni melalui Kader JKN, serta melalui aplikasi mobile JKN.
Namun diakuinya, kurang nya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya jaminan kesehatan, menjadi salah satu faktor terhadap peningkatan jumlah peserta BPJS Kesehatan.
” Masyarakat hanya mau mendaftar dan membayar iuran apabila musibah telah datang ” ungkap Rizka mengakhiri.
Dengan telah bergulirnya program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), BPJS secara nasional, jelas berdampak terhadap pelayanan kesehatan masyarakat, karna program JKN-KIS membuka akses yang lebih besar untuk masyarakat dalam mendapatkan jaminan kesehatannya. (Gia)