Tiga tahun berdirinya sekolah unggulan Kabupaten Limapuluh Kota SMAN 2 Harau, kini sekolah tersebut kiat mulai tertata. Dari kondisi yang halaman berlumpur kini sudah padat ada tanaman hijau yang subur. Sudah berjejer ruangan kelas yang tertata rapi dari sudut ke ke sudut mengelilingi halaman.
Meski sudah mulai tertata, tetapi ada kekurangan yang dirasakan oleh sekolah satu-satunya yang menerapkan Boarding School di Kabupaten Limapuluh Kota itu. Yakni tidak adanya penginapan standar sebagai syarat berdirinya sekolah Boarding School untuk tempat tinggalbagi siswa-siswi SMAN 2 Harau tersebut.
“Untuk sementara, sekolah terpaksa memanfaatkan sejumlah ruangan kelas sebagai penginapan. Ini salah satu kekurangan sekolah unggul di Kabupaten Limapuluh Kota,”terang Lely Hanafi Kepala SMAN 2 Harau beberapa waktu lalu.
Katanya, seluruh anak didik dari SMAN 2 Harau, diwajibkan untuk menginap sesuai dengan program dari boarding school sekolah tersebut. Beda konsep dengan sekolah lain, sehingga SMAN 2 Harau selalu diburu oleh lulusan SMP setiap tahunnya.
“Kapasitas sekolah cuma untuk 169 anak didik. SMAN 2 Harau hanya menerima anak-anak yang berprestasi atau rangking kelas. Tetapi, masih banyak anak-anak dari tamatan SMP yang ingin masuk ke SMAN 2 Harau ini,”ucap Lely lagi.
Dari segi fasilitas, SMAN 2 Harau boleh dikatakan lengkap, seperti ruangan kelas, kantor serta satu unit mesjid berkapasitas hingga 600 orang yang dibangun dari sumbangan guru serta masyarakat lainnya. “Mesjid sudah ada dan sudah bisa difungsikan. Tetapi belum selesai 100 persen. Jendela masih ditutupi dengan plastik, dinding masih bata, lantai bercor kasar dan belum ada plafon,”ucap Lely lagi.
Kebutuhan yang paling mendesak saat ini , terangnya, yakni asrama penginapan bagi siswa-siswi. “Setidaknya kita memiliki asrama permanen. Ini yang tengah diupayakan. Kita sedang cari-cari anggaran sampai ke Kementerian Pendidikan,”terang Lely Hanafi. (saiful datuak)