SUMBARTIME.COM-Belum sampai 24 jam sejak diumumkannya melalui pihak Humas, jika Kota Payakumbuh akan membuka kembali sekolah tatap muka pada Senin pekan depan, tetiba keputusan tersebut kembali dianulir lagi.
Dengan alasan status Kota Payakumbuh terkait pandemi Covid-19 masih berstatus Orange, Pemko Payakumbuh melalui Dinas Pendidikan setempat membatalkan dan menunda lagi program kembali ke sekolah belajar sistem tatap muka.
Hal itu dikatakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh AH Agustion, Kamis (8/10) malam. Menurutnya, memang kemarin saat rencana sekolah tatap muka kita akan lakukan pada Senin depan, itu status Kota Payakumbuh sudah kuning. Namun ternyata setelah di perbarui, status kita kembali oranye. Maka menurut SKB 4 menteri, pembelajaran tatap muka terpaksa kita undur sampai beberapa waktu kedepan, ungkapnya mengatakan.
Tentu saja tarik ulur ini membuat para walimurid kecewa berat dengan informasi tersebut.
Dari pantauan wartawan di media sosial, rata rata para orang tua yang semula senang jika sekolah tatap muka akan dibuka lagi, berubah menjadi kecewa gara gara kembali ditunda dan diundur.
Para nitizen meluapkan rasa kekecewaan mereka terhadap Kebijakan Pemko Payakumbuh yang dianggap mencla mencle dan terkesan mengambil suatu keputusan terburu buru tanpa mendalami situasi dan kondisi pyisikologi walimurid yang galau dan ngenes terkait nasib pendidikan anak anak mereka, di masa masa pandemi Covid-19.
Berbagai komentar diluapkan oleh nitizen di ruang publik terkait kembali dianulirnya program sekolah tatap muka yang sempat diumumkan, namun ditunda lagi.
“Dr awal Sy jg udah gak yakin kalo Senin depan skolah bakal dibuka lg, karna ya spt itulah, udah bs ditebak..”, ujar salah satu nitezen pemilik akun bernama@Surya Hismaya
Bahkan lontaran kekesalan yang cukup keras diungkapkan akun bernama @Ben Syahrizal dengan mengatakan, “Stop pembodohan masal“
Tentu saja ungkapan kekesalan para nitizen menuliskan rasa kegalauan mereka di ruang publik tidak bisa disalahkan, akibat merasa di PHP (Pemberi Harapan Palsu)
Menurut para nitizen, terhitung sekitar 6 bulan lalu sejak pandemi Covid 19 melanda di Kota Payakumbuh dengan disusulnya kebijakan penerapkan sekolah dengan sistem belajar daring dari rumah masing masing, telah membikin mereka sebagai orang tua galau.
Banyak mata pelajaran baik setingkat SD maupun SMP yang mereka tidak tahu dan mengerti dalam mengawasi dan memandu anak anak mereka belajar secara daring, sehingga membuat bingung dan galau, aku mereka.
Dan ketika tiba tiba ada pengumuman dari Pemko Payakumbuh akan dibuka kembali sekolah secara tatap muka mereka langsung bersorak bahagia. Namun belum sempat merasakan kebahagiaan, kurang dari 24 jam mereka kembali harus gigit jari dengan alasan Pemko untuk kembali menunda proses belajar secara tatap muka.
Untuk itu, nitizen berharap ke depan agar Pemko jangan mudah menebar janji bila tak mampu menepati, ungkap para nitizen menuliskan. (rd)