Sumbartime.com-” Dia bagaikan malaikat bagi keluarga kami, bertahun kami tinggal di gubuk ini, tidak seorang pun yang peduli pada kehidupan yang kami jalani, termasuk perhatian dari pemerintah daerah yang selama ini kami harapkan.
” Entah angin apa yang membawa Bripka Maihendri datang ke gubuk kami, sehingga pak Polisi itu memberikan seluruh uang yang ditabung nya untuk mengubah gubuk kami menjadi rumah yang layak huni ” ungkap pak Samuni kepada media ini seraya terus menitikkan air dari matanya yang buta itu.
Samuni 83 tahun penderita tuna netra itu merupakan salah seorang warga nagari Indudur, kecamatan IX koto Sungai Lasi kabupaten Solok, untuk penyambung hidup keluarga kecil itu, Samuni hanya mengandalkan istrinya yang juga telah berusia 80 tahun, Karena keterbatasannya itulah terkadang Samuni dan istri harus tetap berpuasa walaupun tidak pada bulan ramadhan.
Hal itulah yang membuat Bripka Maihendri menjadi tersentuh, sehingga anggota Polri yang bertugas di Polsek IX koto Sungai Lasi itu, memutuskan untuk memberikan hasil jerih payahnya yang selama ini dia kumpulkan sedikit demi sedikit, dan melakukan pembongkaran pada gubuk pak Samuni serta akan mendirikan rumah semi permanen yang layak huni.
Disela kegiatan itu, yakni dalam pekerjaan membedah rumah pak Samuni hingga menjadi rumah yang layak huni, Minggu (1/10) di Indudur, kecamatan IX koto Sungai Lasi, kabupaten Solok, kepada media ini Bripka Maihendri mengatakan, dia hanya memberikan hak yang harus diterima oleh sepasang suami istri itu, dan menolong sesama manusia merupakan kewajiban yang harus kita jalani sebagai umat yang beragama.
” Saya juga terlahir dari keluarga yang miskin dan saya juga bisa merasakan pertarungan hidup yang dilakoni pak Samuni dan istrinya, itulah alasan saya memberikan perhatian ini, dan apa yang saya lakukan itu merupakan dukungan dari istri saya yang selalu menceritakan tentang nasib pak Samuni dan istrinya ” ungkap anggota Polri itu.
Sedikit Bripka Maihendri menceritakan pahitnya hidup keluarganya saat dia masih duduk dibangku SMKN 1 Solok dulu, dikatakannya, karena keterbatasan ekonomi orang tuanya, terkadang dia harus berjalan sejauh lima kilo meter untuk sampai disekolah tempat dia menimba ilmu tersebut, namun karena semangat yang tinggi untuk mencapai apa yang dicita citakannya, kepahitan itu dia jalani dengan sabar dan penuh semangat.
Lebih jauh Bripka Maihendri menyampaikan, uang yang dipergunakannya untuk membangun rumah pak Samuni, merupakan tabungannya selama empat tahun dari hasil beternak itik petelur, dan dalam perencanaannya, bedah rumah itu akan selesai dilaksanakan hingga lima belas hari kedepan, dan untuk sementara waktu Samuni dan istri diungsikan kerumah salah seorang warga yang berjarak sekitar 400 meter dari gubuknya itu.
Dari informasi yang dirangkum media ini, dalam kesehariannya Samuni dan istri hanya bergantung hidup pada empat ekor itik yang menghasilkan empat butir telur setiap harinya, dan dari hasil penjualan telur itulah Samuni dan istri dapat membeli beras, sementara itu untuk lauknya sang istri terkadang menghaluskan garam dan disirami dengan minyak goreng, namun sesekali dia juga menikmati rasanya daging atau ikan yang diberikan oleh tetangganya yang menaruh rasa iba.
Dari liputan media ini pada Minggu 1 Oktober 2017, dilokasi pekerjaan bedah rumah pak Samuni semua bahan bangunan yang disumbangkan oleh Bripka Maihendri nampak telah bertumpuk, mulai dari pasir, batu, semen, kayu, serta bahan bangunan lainnya.
Sementara itu pembongkaran dan pelaksanaan pekerjaan bedah rumah dilakukan secara swadaya, yang dilaksanakan oleh beberapa personil Polisi dari Polsek IX koto Sungai Lasi, personil Polres Solok kota, beberapa orang masyarakat daerah setempat, serta perwakilan Forum Komunitas Wartawan Solok (F-Kuwas) yang dipimpin lansung oleh ketua F-Kuwas, Drs. Raunis yang akrab disapa dengan panggilan Roni Natase.
Sementara itu menurut Bripka Maihendri, untuk pekerjaan selanjutnya sampai rumah selesai dilaksanakan dan dihuni kembali oleh pak Samuni dan istrinya, Bripka Maihendri telah mencarikan dan membayar tukang bangunan untuk melanjutkan pembuatan rumah tersebut. (Gia)