Payakumbuh – Komisi B DPRD Kota Payakumbuh melaksanakan kunjungan kerja ke Terminal Agribisnis (TA) yang berada di bawah pengelolaan Dinas Pertanian Kota Payakumbuh, pada Jumat (5/1/2025). Rombongan dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi B, Avfiandi, S.Pt, didampingi anggota Komisi B lainnya, yaitu Ryan Made Hanesty, SE, Armen Faindal, SH, Wirianto, S.Sos Dt Paduko Basa Marajo, Toa Libra, dan Nasmi.
Kunjungan ini disambut langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Kota Payakumbuh, Ir. Depi Sastra, bersama jajarannya. Dalam pertemuan tersebut, Komisi B membahas fungsi dan keberlanjutan Terminal Agribisnis yang dibangun sebagai upaya mendukung kegiatan agribisnis di Payakumbuh.
Menurut Avfiandi, kunjungan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kendala yang ada serta mencari solusi agar Terminal Agribisnis dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani sekaligus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Terminal Agribisnis memiliki potensi besar untuk menjadi pusat distribusi dan pengelolaan hasil tani, tentunya dengan dukungan kebijakan dan langkah strategis yang tepat,” ungkap Avfiandi.
Depi Sastra menjelaskan bahwa Terminal Agribisnis dirancang sebagai pusat kegiatan agribisnis di Kota Payakumbuh. Namun, ia mengakui bahwa fungsi TA belum optimal dalam satu tahun terakhir, meskipun promosi telah dilakukan melalui berbagai media seperti online, radio, leaflet, dan pengenalan langsung.
“Kami berharap keberadaan TA ini mampu mendongkrak perekonomian wilayah dan meningkatkan kesejahteraan petani. Namun, kami membutuhkan dukungan dari semua pihak agar TA dapat berfungsi maksimal,” kata Depi.
Nasmi, anggota Komisi B, menyoroti pentingnya strategi pengembangan agribisnis yang jelas dan terarah. Ia menekankan bahwa TA harus mampu menjadi solusi atas tantangan yang dihadapi petani.
“Sosialisasi kepada petani masih kurang. Kami mendorong pemerintah lebih aktif meninjau kondisi lapangan dan memfasilitasi pemasaran hasil tani melalui kerja sama yang terstruktur,” tegasnya.
Ryan Made Hanesty juga menekankan pentingnya sinergi antara Dinas Pertanian dan masyarakat. Menurutnya, swasembada pangan adalah tujuan utama yang harus dicapai bersama.
“Optimalisasi lahan terbatas di Kota Payakumbuh, seperti sawah, harus menjadi perhatian serius. Kami ingin mengetahui langkah konkret yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas,” katanya.
Depi Sastra menanggapi dengan menyebut bahwa pihaknya terus berupaya meningkatkan hasil pertanian di lahan seluas 1.700 hektar yang ada di Payakumbuh. Ia juga menyebut perlunya subsidi dan pendekatan kolaboratif untuk mendukung petani, termasuk mengadopsi metode pertanian organik seperti di Pekanbaru.
“Kami membutuhkan dukungan legislatif dan eksekutif untuk mendorong kemajuan sektor pertanian. Subsidi bisa dipertimbangkan sesuai dengan ketersediaan anggaran APBD,” jelasnya.
Avfiandi menyimpulkan bahwa pengelolaan TA memerlukan koordinasi yang baik antar pemangku kepentingan, mulai dari intensifikasi sosialisasi hingga pemberian insentif yang memadai.
“Dinas Pertanian perlu mengambil langkah terukur untuk memaksimalkan potensi TA, termasuk menjalin kerja sama lintas sektor agar agribisnis dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian daerah,” pungkasnya.
Kunjungan ini diakhiri dengan komitmen bersama antara Komisi B DPRD dan Dinas Pertanian untuk terus berkoordinasi mengatasi tantangan serta mengoptimalkan Terminal Agribisnis sebagai pusat kegiatan ekonomi berbasis agribisnis di Payakumbuh. (*debby)