Sumbartime.com, Padang, Sumatera Barat – Kasus tragis seorang bocah yang tewas tertimpa tembok saat sedang melakukan ibadah wudu di Padang, Sumatera Barat, akhirnya berakhir dalam damai.
Keluarga korban dengan tulus menyatakan kesediaan untuk berdamai dengan pelajar SMP yang merupakan pengendara sepeda motor yang menyebabkan robohnya tembok parkiran masjid.
ibu korban yakni Nova Desvita mengaku, sudah mengikhlaskan kepergian anaknya itu. Pihak keluarga, kata dia, memilih jalan damai.
“Kami ikhlas saja, sudah damai,” ucap Nova.
Ibu korban menambahkan korban merupakan anak yang dikenal dengan sifat yang baik, ceria, dan rajin pergi mengaji ke masjid.
Ia bercerita, sebelum meninggal anaknya sempat membuat kenangan yang masih segar di ingatannya.
“Dia minta untuk dimandikan, disuapin, digosokkan kaki, digosokkan punggungnya, minta jajan, minta ditemani pipis, membagi makanan dengan adiknya,” kata Nova.
Dengan berurai air mata, Nova mengingat anaknya tidak pernah berperilaku seperti itu sebelumnya.
Ia mengingat, anaknya biasanya akan marah kalau kue atau makanannya diminta oleh adiknya dan tidak mau mengalah.
Terkait kejadian ini, Nova dan keluarganya telah mengikhlaskannya.
Kakek korban, juga mengatakan telah mencabut laporan pengaduan yang sebelumnya dilaporkan ke Polresta Padang.
“Kalau masalah hukum sudah saya selesaikan dan saya cabut, dan seluruh keluarganya pada datang Magrib kemarin untuk meminta maaf,” kata Masrizal.
Sebagai kakek dari korban, ia sudah memaafkan, sudah berdamai, dan sudah mencabut pengaduan ke Polisi. Diharapkannya dari kejadian dan pengalaman ini, pelaku bisa sadar.
“Untuk yang menabrak termasuk keluarga juga di kampung ini. Karena orang tua atau bapaknya saat masih muda bersama saya juga, dan kakeknya si pelaku juga sama saya juga,”.
Menganggap peristiwa ini sebagai sebuah musibah, keluarga korban memutuskan untuk tidak melanjutkan laporan ke polisi.
Sebelumnya, polisi telah menetapkan seorang pelajar SMP berusia 13 tahun dengan inisial MH sebagai tersangka dalam kasus ini.(*)