Jakarta, sumbartime.com —Pernyataan sikap Partai Demokrat yang tetap netral alias tidak memberi dukungan, kepada pasangan Ahok-Jarot atau pun Anies-Sandi, pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta ditanggapi beragam oleh kalangan pengamat politik.
Adi Prayitno, Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) mengaku, dirinya tak kaget dengan sikap Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY yang tidak akan mengarahkan para relawan pendukung Agus-Sylvi untuk memilih pasangan calon gubernur tertentu pada putaran kedua Pilkada Jakarta 2017 ini.
Sikap ini seakan menjadi representasi sikap Partai Demokrat dan ayahnya, SBY. “Tak ada yang mengejutkan dari sikap Agus, maupun Partai Demokrat yang memilih non blok dalam pilkada putaran kedua Pilkada Jakarta,” kata Adi di Jakarta, Minggu (19/03).
Ia meyakini, sejak awal, partai besutan SBY atau Susilo Bambang Yudhoyono itu terlihat gamang menentukan pilihan politiknya. Beda dengan yang dilakukan Partai Amanat Nasional (PAN), sinyalemen pilihannya kepada Anies-Sandi atau Partai Kebangkitan Bangsa yang cenderung merapat ke Ahok-Djarot.
Menurut Adi, secara politik SBY kurang akur dengan Prabowo sebagai penyokong Anies-Sandi maupun dengan Megawati yang mendukung Ahok-Djarot. Oleh sebab itu, SBY dinilai sengaja menjaga jarak untuk merapat ke kubu Prabowo atau Megawati.
“Alasan inilah yang membuat Demokrat tak mau memihak siapapun pada putaran kedua. Jika Mendukung salah satu mereka, berarti SBY secara tak langsung turut serta membesarkan lawan politiknya,” katanya.
Setelah hitung cepat lalu, Adi Prayotno sudah memprediksi, sikap Partai Demokrat tak jauh dengan sikapnya pada Pilpres 2014 lalu, tak menyatakan keberpihakan terhadap calon tertentu secara lugas. “Sepertinya SBY dan partainya akan bersikap sama seperti pilpres 2014,” tutur Adi.
Menurutnya, SBY bersikap netral, membebaskan pemilihnya mendukung dua kandidat tersisa, meski mayoritas elite dan pendukung Partai Demokrat memiliki kecenderungan lompat ke Anies. (*IR)