Limapuluhkota, sumbartime.com — Upacara Peringatan Hari Lahirnya Pancasila tahun 2017 di Kabupaten Limapuluh Kota berlangsung khidmat, tertib dan lancar, di Halaman Kantor Bupati, Bukik Limau, Sarilamak, Kamis (1/6) pagi.
Pada kegiatan itu, Bupati Irfendi Arbi bertindak sebagai inspektur upacara, diikuti Wakil Bupati, Ferizal Ridwan, Kapolres Limapuluh Kota, AKBP Haris Hadis, Dandim 0306/50 Kota, Heri Sumitro, beserta pejabat eselon II, III, IV beserta staf di Lingkungan Pemkab setempat.
Dalam sambutan Presiden, Joko Widodo yang dibacakan Bupati Irfendi Arbi mengatakan upacara ini meneguhkan komitmen agar lebih mendalami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dikatakannya, saat ini kehidupan berbangsa dan bernegara sedang mengalami tantangan, kebinekaan pun sekarang sedang diuji. Saat ini ada sikap tidak toleran yang mengusung ideologi selain Pancasila. “Masalah ini semakin mencemaskan tatkala diperparah oleh penyalahgunaan media sosial yang banyak menggaungkan hoax alias kabar bohong,” ujarnya.
Terhadap pihak yang mengancam ideologi Pancasila, presiden menegaskan pemerintah tidak akan tinggal diam. Ia menjamin kehadiran pemerintah untuk menguatkan nilai-nilai Pancasila.
“Kita harus bahu-membahu menggapai cita-cita bangsa sesuai dengan Pancasila. Tidak ada pilihan lain, kecuali seluruh anak bangsa harus menyatukan hati, pikiran, dan tenaga untuk persatuan dan persaudaraan. Kita harus menjadikan Indonesia bangsa yang adil, makmur dan bermatabat di mata Internasional,” pungkasnya.
Bupati Irfendi Arbi mengajak, pada Hari Peringatan Lahirnya Pancasila ini semua lapisan masyarakat untuk bangkit bersama dalam membangun bangsa khususnya untuk kemajuan Kabupaten Limapuluh Kota. “Mari kita jadikan hari lahirnya pancasila, sebagai momentum membangkitkan semangat kebersamaan dalam membangun Negeri khususnya untuk kabupaten ini,” ujarnya.
Ia juga meminta, hari Pancasila dijadikan momentum introspeksi diri dengan apa yang telah dibaktikan dan diperbuat kepada Bangsa dan Negara. ” Seyogyanya, kita bisa melakukan muhasabah, mengambil pelajaran, serta instropeksi diri terhadap perjalanan waktu yang telah dilakukan dari sisi kelemahan dan kekurangan untuk menjadi pelajaran berharga di masa mendatang” sebutnya. (ARY/Rel)