Sumbartime-Senin (11/12) siang warga Aia Masin, Nagari Sungai Naniang, Kabupaten Limapuluh Kota, kembali dihebohkan dengan insiden pembangunan Gorong Gorong Aramco yang dikerjakan oleh Pihak PT Riau Rancang Bangun (RRB), di kawasan tersebut.
Pembangunan Gorong Gorong Aramco itu diduga sempat bergeser dari kedudukannya semula saat pekerja menutupi bagian atasnya dengan tanah timbunan. Akibatnya posisi gorong gorong Aramco tersebut tidak lagi tepat pada posisi semula sehingga diduga ketinggiannya antar sisi sudah tidak sama lagi.
Hal itu tentu saja membuat risau warga setempat. Menurut mereka, belum apa apa gorong gorong Aramco yang direncanakan sebagai fasilitas utama jalan penghubung antar kawasan, belum selesai pengerjaannya, sudah bermasalah.
Mendri Haryono salah satu aktifis yang berasal dari Sungai Naniang tersebut, kembali bersuara keras, menurutnya inilah pekerjaan yang diduga dikerjakan asal jadi. Dijelaskannya, sedari awal pembangunan gorong Aramco yang sepaket dengan pembukaan jalan Suliki- Sei Dadok dengan memakai anggaran APBD Kabupaten Limapuluh Kota sebesar 5,2 M lebih tersebut dinilai sudah sarat masalah.
Bahkan saat ini waktu yang tersisa dari pengerjaan proyek tersebut hanya tinggal 18 hari kerja lagi, sementara terjadinya insiden gorong aramco yang lari dari posisi semula dan diduga akibat dari kelalaian kerja, kemungkinan besar harus dibongkar lagi dan dikerjakan mulai dari awal lagi tutur Mendri Haryono.
Untuk itu dirinya merasa pesimis, pengerjaan tersebut akan tepat waktu dan sesuai dengan speck pekerjaannya, tukasnya lagi.
Di lain sisi, pada beberapa waktu yang lalu, Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota, Safarudin Dt Bandaro Rajo, yang pernah langsung melakukan sidak ke lokasi pekerjaan, terkesan dari nada perkataannya merasa kecewa dengan pembangunan dan pengerjaan proyek tersebut. Hal itu terungkap dalam tulisannya pada Akun Facebooknya tertanggal 4 Desember 2017, pukul 13.55 WIB.
Safarudin Dt Bandaro Rajo menulis seakan mengungkapkan kegelisan hatinya dengan mengatakan, “Ketika kami dan WN Snn Penyul Hasni meninjau pekerjaan Jln Suliki -Sp Sei Dadok kemaren tg 3 Des 2017, dg anggaran + – 5.2 m. Masyarakat sangat mmbutuhkan jalan ini selesai dan bisa ditempuh , penopang perekonomian dan sarana transportasi pendidikan dan kesehatan..Karena sejak bencana th 2015, 2016 sampai sekarang jalan yg dilalui telah rusak parah
Harapan kita juga jln ini selesai sesuai harapan mssyarakat dan pekerjaan sesuai spesipikasi, material yg ditentukan , ( tonggak jembatan penyanģga ramco lebih ķecil dari begol ??? )”.
Kekecewaan yang sama juga di ungkapkan oleh Novial Yusuf, tokoh warga setempat. Awalnya, saat dihubungi awak media, Senin (11/12), yang bersangkutan agak sedikit ragu untuk bicara. Namun tidak beberapa lama kemudian, yang bersangkutan menghubungi awak media dan juga mengungkapkan kegelisahan hatinya terkait terjadinya insiden gorong ramco pada Senin siang tersebut.
Menurutnya, Inseden ramco itu terjadi diduga akibat stelan dari pondasi bergeser saat ditutupi deengan tanah timbunan. Untuk itu, menurutnya mau tidak mau PT RRB harus membongkar kembali pemasangan gorong Aramco tersebut dan dilakukan pemasangan ulang, ujar Novial Yusuf.
Namun di akhir komentarnya, dirinya sempat mengatakan kepada awak media, bahwa dari nyinyirnya dirinya serta beberapa warga yang peduli dengan kemajuan daerahnya, sempat mendapat sentilan dari oknum Pejabat PUPR Limapuluhkota yang disampaikan melalui Walinagari setempat, dengan mengatakan, bahwa banyak proyek di Limapuluh Kota, namun cuman di kawasan Sungai Naniang ini yang heboh dan bermasalah, aku Novial Yusuf menyebutkan. (aa)