Limapuluhkota, Sumbartime.com–Tim delegasi penjemputan dan pemulangan pahlawan kemerdekaan nasional, Tan Malaka, akhirnya tiba di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Senin (27/2). Mereka disambut meriah oleh seribuan masyarakat di batas daerah, setelah bertolak dari Kabupaten Kediri, Jawa Timur, melalui jalur darat sejak Rabu (22/2) lalu. rosesi
Prosesi penyambutan tim delegasi Tan Malaka, berlangsung secara adat di pasar Alang Laweh, Kecamatan Lareh Sago Halaban sekira pukul 10.00 WIB. Selain tari-tarian khas Minangkabau, tim delegasi yang dipimpin Wakil Bupati Ferizal Ridwan, juga disambut atraksi seni, seperti talempong-drumband.
Ketua rombongan delegasi penjemputan Tan Malaka, Ferizal Ridwan, mengaku bersukur, sudah terlaksananya prosesi sakral penjemputan gelar sako dan tanah makam sang ‘Macan Asia’ pada era revolusi itu. “Suatu kehormatan besar bagi kami, serta ucapan terima kasih tak terhingga, bagi semua pihak yang terlibat dalam prosesi ini,” ucap Ferizal Ridwan.
Putra Lareh sago Halaban itu menyebut, kendati banyak menemui kendala dan pro-kontra atas pelaksanaannya, dirinya begitu tergugah oleh dukungan banyak pihak atas pelaksanaan prosesi penjemputan dan pemulangan Tan Malaka. Tidak sedikit nilai positif, seperti terjalinnya silaturrahim dan kekeluargaan dalam setiap tahapan prosesi .
Selain masyarakat dan para tokoh yang peduli, juga dukungan dari beberapa tokoh kerajaan, tokoh adat dan kepala daerah, yang sempat dilalui tim delegasi. Seperti penyambutan dari unsur Kerajaan Djipang II, serta Bupati Lampung Tengah, yang sempat memberi gelar kehormatan sebagai bentuk kekerabatan bagi tim delegasi.
Juga para tokoh perantau Minang di Jakarta, para anggota perwakilan rakyat di DPR RI, serta unsur pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Kediri. “Tak lupa keluarga kami di Pondok Pesantren Lirboyo, Jawa Timur, unsur Pemkab dan DPRD Kediri, lembaga masyarakat, wartawan penggiat sejarah, yang menyambut kami secara kekeluargaan di Kediri,” ujar Ferizal.
Kesuksesan prosesi sakral penjemputan Tan Malaka, katanya, tidak lepas pula dari dukungan banyak pihak.Tim delegasi yang tergabung dari dua lembaga, Tan Malaka Institute (TMI) dan YPP-PDRI 1948-1949, hanya penerima mandat atas delegasi yang diberikan oleh pihak keluarga dan ahli waris dari Kelarasan Bungo Setangkai.
Ke depan, lanjutnya, menjadi tanggung jawab moral semua pihak, terutama pemerintah dan elemen masyarakat, mewujudkan tujuan utama dari pemindahan Tan Malaka. Yaitu perihal pengembalian hak-hak kepahlawanan Tan Malaka, yang selama ini seakan hilang dari catatan sejarah. “Apalagi, fokus soal Tan Malaka, ini sudah tertuang pada visi-misi kepala daerah dan RPJMD Limapuluh Kota 2016-2021,” sebutnya.
Rekam jejak dan pemikiran Tan Malaka, sebagaimana diketahui dari berbagai referensi buku autobiografi dan sejarah, sangat patut dijadikan pedoman atas ideologi para generasi bangsa. Penggiat Tan Malaka, Yudilfan Habib Datuk Monti, turut mengimbau agar seluruh unsur tanpa terkecuali, ikut terus menyuarakan kiprah serta pemikiran Tan ke ruang publik.
Selain tanah makam Tan Malaka yang dibawa menggunakan peti besi berselimut bendera merah putih, puluhan anggota tim delegasi yang memakai baju seragam Tan Malaka bertuliskan ‘Save PDRI, NKRI Harga Mati dan Merdeka 100%’, itu juga membawa patung besi dengan wajah Tan serta beberapa benda pusaka sejarah.
Setelah diarak melalui pawai partisipatif, tanah makam berikut patung Tan Malaka yang konon diketahui merupakan pemberian anggota DPR RI dari fraksi Gerindra, Fadli Zon, selanjutnya akan diarak dengan mobil ke tanah ulayatnya. Tanah makam, rencananya akan disemayamkan, sementara patung akan dipajang di Komplek Museum dan Pustaka Tan Malaka di Pandam Gadang.
Selain tokoh masyarakat, pengagum dan penggiat Tan Malaka dalam penyambutan, turut hadir Wakil Bupati Nias, Arosokhi Waruwu, yang merupakan putra asal Limapuluh Kota, serta beberapa anggota DPRD setempat. Meliputi, Wakil Ketua DPRD, Deni Asra (Fraksi Gerindra), Amril B (Fraksi PKB), Emmy Setiawan (Fraksi PKB) dan Wendi Chandra Dt Marajo (Fraksi Demokrat). (ARY)