Limapuluhkota, sumbartime.com—Hujan deras yang mengguyur hampil seluruh kawasan Kabupaten Limapuluh Kota sepanjang, Selasa (28/2) dan Kamis (2/3) menimbulkan bencana alam di banyak titik. Diperkirakan, 40-an titik, ruas jalan Sumbar-Riau tertimbun longsor.
Sedangkan empat jorong di Nagari Pangkalan dan Gunuang Malintang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, terendam. Banjir terparah terjadi di Nagari Pangkalan, karena hingga Jumat (3/3) sore, pukul 16.00 WIB, hujan masih mendominasi kawasan tersebut.
Di Pangkalan, debit air menggenangi pemukiman warga setinggi 2 meter, ataumelebihi tinggi orang dewasa. “Kantor Mapolsek Pangkalan di tepi jalan raya tergenang, sampai separuh. Masjid Raya Pangkalan dan rumah warga di bibir Batang Maek terendam, yang terlihat cuma bagian atapnya,” kata Camat Pangkalan Koto Baru, melalui sekretarisnya, Sudirman.
Menurut Uncu-sapaan akrab Sudirman, sampai Jumat malam, debit air di Pangkalan belum kunjung surut. Juga ada beberapa titik jalan, amblas. Kondisi itu diperparah pudurnya listrik dan signal HP, sehingga memutus akses komunikasi. Ini diakibatkan banyaknya pohon tumbang menimpa rumah warga, kabel dan tiang listrik.
“Saat ini, sebagian warga Pangkalan masih terisolasi. Jalan Sumbar-Riau belum dapat dilalui, masih putus. Bantuan belum datang, karena akses jalan di Kotoalam menuju Manggilang putus total, akibat longsor,” sebut Uncu yang berhasil dikonfirmasi via Whats-App.
Aktifitas masyarakat pada tiga Jorong Nagari Pangkalan, dilaporkan masih lumpuh. Untuk beraktifitas, warga terpaksa memakai sampan seadanya. “Pemantauan sementara kami belum ada korban jiwa di Pangkalan. Tim kecamatan dan Muspika, berupaya mengevakuasi serta memberi bantuan, semaksimal mungkin,” ujarnya.
Tak hanya di Pangkalan, banjir dilaporkan juga merendam pemukiman dan lahan warga di Nagari Taram, Bukiklimbuku, Sarilamak dan Tarantang, Kecamatan Harau. Termasuk di wilayah Mungka seperti di Nagari Talang Maur, Guguak serta beberapa titik di Bukit Barisan.
Beberapa Nagari di Kapur IX juga dilaporkan banjir, akibat naiknya aliran Batang Kapur. Namun, pada beberapa kawasan ini debit air, rata-rata cuma hanya 30-100 centimeter. Adapun longsoran jalan pada akses Sumbar-Riau, mulai dari Kelok 9 hingga Kotoalam dan Manggilang mengakibatkan salah satu akses menuju Riau putus total.
Bahkan, sebanyak 7 unit mobil tertimbun, berikut 4 orang pengendara tewas, terkena timbunan longsor di kilometer 22 (dari Kota Payakumbu) tepatnya di Jorong Polongduo, Nagari Kotoalam, atau pada ruas jalan raya menuju Manggilang, Jumat (3/3).
Menurut keterangan para saksi di lapangan, saat longsor terjadi, mobil yang tertimbun longsor dilaporkan sempat terjebak macet, ketika hendak menuju ke arah Kota Pekanbaru. Kendaraan itu meliputi mobil pribadi, juga mobil angkutan barang pembawa sayur, kelapa dan telur.
Hingga pukul 20.00 WIB, tim Tagana dan SAR gabungan dari BPBD, Dinkes, Sat Pol PP, TNI dan Polres Limapuluh Kota, belum berhasil mengevakuasi seluruh jenazah korban longsor. Sebanyak 4 alat berat dikerahkan ke lokasi. Adapun satu jenazah sudah dievakuasi ke RS Adnaan WD Payakumbuh, namun belum diketahui identitasnya.
“Tiga jenazah lain juga belum teridentifikasi dan belum dapat dievakuasi, karena beratnya medan longsor yang menimbun jalan. Evakuasi akan kita lanjutkan, Sabtu (5/3) pagi,” sebut Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Limapuluh Kota, Rahmadinol di lokasi. (ARY)