Limapuluh Kota, Sumbartime.com—
Dua orang staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lima Puluh Kota, yakni Putra Satria Pratama dan Ihsan Monanda, terima sertifikat InAWARE dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), di Padang, baru-baru ini.
Sertifikat InAWARE itu diserahkan Kabid Kedaruratan dan Logistik (KL) BPBD Propinsi Sumatera Barat, R. Pagar Negara, kepada dua staf BPBD Lima Puluh Kota, usai acara pelatihan yang berlangsung di Padang. Kegiatan tersebut dihadari masing-masing utusan dari BPBD Kabupaten/Kota Se-Sumatera Barat.
Sepulang dari Padang, seraya membawa sertifikat, Putra Satria Pratama dan Ihsan Monanda didampingi Plt Kalak BPBD Lima Puluh Kota Hendri Yoni, di kantor BPBD Lima Puluh Kota, Jum’at (21/7), mengatakan, InAWARE adalah Sistem Informasi Penanggulangan Bencana yang menginterasikan data dari Kementrian dan Lembaga terkait.
Dicontohkannya, seperti BMKG, LAPAN, BIG, PVMBG serta lembaga internasional, seperti USGS dan PTWC. InAWARE bertujuan mengantisipasi jika terjadi bencana, pemerintah. Dengan melalui BNPB telah menerapkan sistem InAWARE. Sistem informasi yang dikerjasamakan melalui Pacific Disaster Centre ini, akan direalisasikan di Lima Puluh Kota nantinya.
Program InAWARE ini mengintegrasikan antara teknologi melalui gadget dalam menginformasikan resiko bencana. Penerapannya mulai dilakukan dengan memetakan jalan, peta administrasi wilayah hingga tingkat RT dan RW, hingga peta bangunan.
“Peta yang dibangun tersebut menggunakan sistem informasi berbasis media sosial. Datanya akan selalu diperbarui secara realtime dan bisa diakses melalui website www.inaware.bnpb.go.id.,”ujar kedua staf BPBD Lima Puluh Kota itu dengan tangguh.
Sementara itu, Hendri Yoni didampingi Sekretaris Nur Akmal, menambahkan, karena BPBD Lima Puluh Kota sudah memiliki tenaga handal dalam menerapkan InAWARE ini, nantinya akan dilakukan pelatihan bimtek. Saat ini masih dirancang di BPBD Lima Puluh Kota. Sesegera mungkin diimplementasikan di seluruh kecamatan dan nagari yang ada di Lima Puluh Kota.
Sebelumnya, kata Hendri Yoni, pihaknya mengapresiasi dua stafnya yang mendapat sertifikat InAWARE dari BNPB. Semoga hitam diatas putih yang diterinya itu, benar-benar dapat di implementasikan dan bermafaat BNPB seluruh masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota.
Implementasi yang sudah dilakukan di Lima Puluh Kota terkait bencana banjir dan longsor serta angin puting beliung, dan kekuatan media sosial selama telah dimanfaatkan masyarakat. Utamanya, dalam melaporkan daerah yang terendam banjir dan longsor. Melalui info tersebut, maka berapa luas wilayah yang terdampak akan cepat diketahui daerah.
“Sengaja diutus dua staf ke Padang mengikuti InAWARE, karena Lima Puluh Kota dianggap sebagai kabupaten besar terbesar di 79 nagari dan 13 kecamatan. Lima Puluh Kota ini, merupakan daerah besar yang complicated dan multi bencana seperti rawan banjir dan longsor. Jadi akan dicoba dulu pemetaan di Lima Puluh Kota melalui InAWARE ini,” kata Hendri Yoni.
Ditambahkan Nur Akmal, InAWARE ini, bisa menjadi sistem peringatan dini, khususnya fokus di Lima Puluh Kota. Untuk penerapannya, bagaimana BPBD Lima Puluh Kota kemudian melakukan fasilitasi terhadap perangkat yang akan dikembangkan.
Tidak hanya pada teknologinya saja, akan tetapi, juga akan melakukan pendataan peta rawan bencana sampai tingkat RT RW. Ini akan dimulai sesegeranya dan dilakukan dalam rentang waktu selama 2017 ini. Mudah-mudahan dengan minimnya personil dan peralatan seadanya, ini akan terwujud.
“Misalnya, jika terjadi banjir dan longsor di Lima Puluh Kota juga dapat diintegrasikan dengan InAWARE sebagai upaya memantapkan penanganan bencana dan memperkuat sektor kelembagaan, “jelas Nur Akmal.(saiful datuak)