Agam, Sumatera Barat – Sebanyak 80 unit rumah akan direlokasi secara terpadu dan 41 unit rumah lainnya secara mandiri, sesuai dengan pendataan yang dilakukan oleh tim Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Hal ini terkait dengan rencana relokasi korban banjir bandang yang melanda beberapa titik di kawasan setempat sebulan lalu, Kamis (20/6/2024).
Bupati Agam, Dr. H. Andri Warman, mengikuti rapat khusus dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengenai rencana relokasi korban banjir bandang di ruang rapat Istana Gubernuran pada Rabu (19/6). Dalam rapat tersebut, dibahas persiapan relokasi baik terpadu maupun mandiri.
Untuk relokasi terpadu, tanah telah disiapkan oleh pemerintah daerah di Lubuk Basung. Sementara untuk relokasi mandiri, rumah akan dibangun di tanah milik pemilik rumah yang jauh dari area rawan bencana. Namun, terdapat sedikit keberatan dari pemilik rumah yang akan direlokasi secara terpadu. Mereka khawatir tentang sumber perekonomian setelah direlokasi.
“Banyak warga yang mengeluhkan hal ini. Tanah sudah disiapkan oleh Pemkab Agam, namun bagaimana dengan perekonomian mereka ke depan?” ujar Andri Warman.
Ia berharap agar Pemerintah Provinsi Sumatera Barat juga memberikan solusi terkait perekonomian warga yang akan direlokasi. AWR sapaan akrab Bupati Agam itu juga meminta jalur Padang lua-Malalak untuk segera jadi prioritas percepatan transportasi karena saat ini jalur tersebut menjadi akses satu-satunya Padang menuju kota Bukittinggi.
Menanggapi hal ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat merespons dengan menyiapkan beberapa langkah strategis. Selain memastikan keamanan dari bencana, sumber perekonomian warga juga menjadi perhatian utama pemerintah.
Langkah-langkah yang disiapkan meliputi pembentukan satgas kajian ekonomi, pendataan mata pencaharian, sosialisasi secara komprehensif kepada warga yang akan direlokasi, serta perancangan alih mata pencaharian.
Hal ini dilakukan untuk memastikan warga yang direlokasi tidak hanya terlindungi dari bencana alam, tetapi juga dari segi perekonomian, sehingga tidak menimbulkan kemiskinan baru di Sumatera Barat, khususnya di Agam. Dilansir dari Dok Agam Media Center. (**)