SUMBARTIME.COM-Saat ditemui di kediamannya, kawasan Sungai Rampan, Koto Nan Tigo IV Koto Hilie, Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, (Pessel) Sumatra Barat, Senin (30/9), kepada awak media, Erizal (41) salah saru korban yang selamat pada tragedi kerusuhan Wamena menceritakan kisah dukanya.
Erizal dengan mata berkaca kaca memulai menceritakan kisah pilunya pada Senin 23 September 2019 pagi, kawasan Wamena, saat itu dirinya sedang berada di kios tempat dirinya bekerja.
Saat itu dirinya melihat segerombolan massa berjumlah sekitar 30 an orang mendatangi kios tempatnya bekerja. Merasa ketakutan dirinya bersama anak istri serta seorang kemenakannya (keponakan) bernama Yoga pergi mengindar ke sebuah rumah yang tepat berada di belakang kios tersebut.
Namun keberadaan diri dan keluarganya diketahui oleh gerombolan massa tersebut sehingga mereka mengejar dan mendatangi rumah tempat persembunyian Erizal, anak istri dan kemenakannya.
Saat itu gerombolan massa perusuh tersebut memaksa agar Erizal membukakan pintu. Namun dia dan keponakannya tetap bertahan di dalam rumah. Sesaat kemudian pihak perusuh berhasil mendobrak pintu rumah tersebut dan menghujani Erizal beserta penghuni lainnya dengan anak panah dan lemparan batu.
Dalam kondisi tak berdaya tersebut, gerombolan perusuh masuk dan menyerbu ke dalam rumah, Erizal yang terkapar tak berdaya akibat kepalanya dipukul dengan batu menyaksikan bagaimana anak, istri serta kemenakannya Yoga dihabisi dengan cara ditebas menggunakan parang sehingga mereka meregang nyawa dan tewas seketika.
Yang paling memiriskan ungkap Erizal lagi, saat anaknya yang masih berumur 8 Tahun direnggut dari dekapan tangannya oleh perusuh dan ditebas serta ditikam dengan senjata tajam.
Sementara Erizal menurut pengakuannya, saat itu berpura pura mati di dalam rumah bersama jasad keluarganya. Selanjutnya para gerombolan para perusuh langsung membakar rumah tersebut dan setelahnya langsung pergi.
Saat perusuh telah meninggalkan rumah, api dengan cepat menjalar dan membakar. Erizal kemudian bangkit dan berusaha menyelamatkan diri. Namun karena kobaran api sudah membesar, dirinya tetap mengalami luka bakar di bagian kepala serta tangan. Namun saat itu dia tidak memperdulikan keadaan dirinya dan dengan sekuat tenaga berlari menuju Kodim setempat untuk meminta pertolongan.
Namun ujar Erizal pilu, saat itu aparat tidak bisa berbuat apa apa dikarenakan kendaraan mereka tdak dapat masuk ke lokasi, paparnya mengatakan. (tim)