BUKITTINGGI – Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia (UPERTIS) melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat (Pengabmas) di Pondok Pesantren Putra Ashhabul Qur’an, nagari Situjuah Gadang, Kecamatan Situjuah Limo Nagari Payakumbuh.
Kegiatan yang berlangsung dari 17 hingga 22 September 2024 ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan santri dalam memberikan pertolongan pertama melalui program bertajuk “First Aid Camp”.
Tim Pengabmas, yang diketuai oleh Ns. Andrye Fernandes, M.Kep, Sp. Kep. An, didampingi oleh anggota tim lainnya yakni Ns. Aldo Yuliano, S.Kep, MM, Ns. Muhammad Arif, M.Kep, Def Primal, M.Biomed PA, dan Ns. Yessi Andriani, M.Kep, Sp. Mat, fokus pada pelatihan pertolongan pertama bagi santri dan pembina Unit Kesehatan Pondok Pesantren (UKP).
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan santri dan pembina UKP dalam menangani kasus kegawatdaruratan,” ungkap Andrye pada Senin (23/9/2024).
Ia menambahkan, pelatihan ini bukan hanya untuk peningkatan pengetahuan tetapi juga keterampilan, yang ditunjang dengan penyerahan sarana prasarana kesehatan seperti tas darurat, set perawatan luka, set balut bidai, long spine board, dan tabung oksigen.
Program ini didukung oleh Hibah Pengabdian Masyarakat dari Kemendikbudristek tahun 2024, yang memungkinkan pelaksanaan pelatihan intensif serta pengadaan alat kesehatan yang sangat dibutuhkan di pondok pesantren tersebut.
Menurut Ustadz Rahmat Hidayat, Lc, perwakilan dari Ponpes Ashhabul Qur’an, program ini sangat membantu terutama karena pondok pesantren ini merupakan pesantren khusus putra, yang memiliki potensi risiko cedera akibat kegiatan fisik dan lingkungan pondok yang bertingkat.
“Kami sangat berterima kasih dan memberikan apresiasi atas dipilihnya Ponpes Ashhabul Qur’an sebagai lokasi kegiatan Pengabmas ini,” ujar Ustadz Rahmat.
Sekretaris Program Studi Ners, Ns. Aldo Yuliano, yang juga merupakan anggota tim Pengabmas, menyebutkan bahwa luaran dari program ini di antaranya adalah artikel ilmiah, modul kegiatan yang akan di-HaKI-kan, video kegiatan, serta poster.
“Semoga luaran ini bisa memberikan nilai tambah bagi universitas, lembaga, program studi, maupun dosen yang terlibat,” kata Aldo.
Aldo juga menambahkan bahwa kegiatan ini melibatkan dua mahasiswa dari Program Studi Pendidikan, yang akan memperoleh 6 Satuan Kredit Semester (SKS) sebagai pengakuan atas partisipasi mereka, sesuai dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
“Ini disambut baik oleh universitas dan menjadi salah satu bentuk implementasi kebijakan MBKM,” jelasnya.
Tim Dosen berharap program ini bisa berkelanjutan dan menciptakan transformasi pengetahuan antar santri di Ponpes Ashhabul Qur’an. Selain itu, mereka juga merasa terkesan dengan antusiasme dan keseriusan santri dalam mengikuti pelatihan, yang terbukti dengan peningkatan hasil pre-test dari nilai rata-rata 42,75 menjadi 76 setelah pelatihan, dengan kenaikan sebesar 77,7%.
“Semoga program ini dapat dikembangkan untuk pelaksanaan hibah di tahun 2025,” tutup Aldo. (Aa)