BUKITTINGGI – Sebagai kota yang dikenal dengan julukan Kota Wisata, Kota Budaya, dan Kota Pendidikan, Bukittinggi memiliki kekuatan ekonomi yang tidak bisa dilepaskan dari keberadaan tiga pasar utama yaitu Pasar Atas, Pasar Bawah, dan Pasar Aur Kuning.
Ketiganya tidak hanya menjadi pusat perdagangan, namun juga bagian tak terpisahkan dari identitas dan denyut kehidupan kota kelahiran Proklamator RI, Bung Hatta.
Lebih dari sekadar tempat jual beli, ketiga pasar ini merepresentasikan kekayaan sejarah, budaya, serta menjadi destinasi wisata belanja yang ikonik di jantung Sumatera Barat.
Pasar Atas, Ikon Wisata Belanja di Dekat Jam Gadang
Terletak di jantung kota dan berdampingan langsung dengan landmark Jam Gadang, Pasar Atas merupakan magnet wisatawan lokal maupun mancanegara. Dengan luas mencapai 2,1 hektare dan dihuni oleh 1.861 pedagang, pasar ini menawarkan berbagai kerajinan khas Minangkabau seperti bordir kerancang, songket, hingga kuliner otentik Minang.
Dibangun sejak masa Hindia Belanda dengan nama awal Pasar Loih Galuang dan Pasar Teleng, Pasar Atas masih mempertahankan jejak sejarah lewat struktur seperti Janjang 40, tangga legendaris yang menghubungkan kawasan atas dan bawah kota.
Fasilitas unggulan:
- Akses langsung ke Jam Gadang, Fort de Kock, dan kebun binatang
- Area parkir luas dan ramah pedestrian
- 6 WC umum, taman blok C, dan 4 tempat ibadah
- Kehadiran layanan perbankan (BNI, BRI, Danamon)
Pasar Bawah, Kearifan Lokal yang Terjaga di Lereng Bukit
Di bawah kawasan Pasar Atas, berdiri Pasar Bawah yang menjadi simbol ekonomi rakyat sejak awal abad ke-20. Dengan luas 2,2 hektare, pasar ini menyuguhkan suasana khas pasar tradisional di mana transaksi dilakukan secara langsung dan hangat.
Dari kebutuhan pokok hingga rempah-rempah khas, semuanya tersedia di pasar ini yang juga terhubung dengan Banto Trade Center, sebuah gedung modern berlantai lima yang menunjang kegiatan niaga.
Fasilitas utama:
- 3 mushalla, WC umum, TPS
- Akses mudah dengan angkutan kota
- Lokasi parkir strategis di Jl. Perintis Kemerdekaan
Pasar Aur Kuning, Pusat Grosir Tekstil Terbesar di Sumbar
Dengan luas 2,3 hektare dan jumlah pedagang mencapai lebih dari 6.000 orang, Pasar Simpang Aur menjelma sebagai pusat grosir pakaian jadi terbesar di Sumatera Barat. Sejak berkembang pada 1980-an, pasar ini menjadi tujuan belanja para pedagang dari berbagai daerah di Sumatera hingga luar pulau.
Bangunannya unik dengan arsitektur gabungan gaya Minangkabau dan kolonial Belanda, menjadikannya tak hanya fungsional tapi juga menarik secara visual. Dengan keberadaan terminal bus regional, Pasar Aur juga menjadi simpul transportasi penting kota.
Fasilitas utama:
- Terminal bus, 4 WC umum, dan lebih dari 5.800 unit petak dagang
- Akses strategis dari Jalan By Pass dan Diponegoro
Potret Dinamika dan Visi Ekonomi Bukittinggi
Menurut data yang dihimpun oleh Drs. Elvi Sahri Munir, M.Si. dari Dinas Pengelolaan Pasar Kota Bukittinggi, ketiga pasar ini memegang peran penting dalam pembangunan kota, tidak hanya dari sisi ekonomi, tapi juga pendidikan dan pariwisata.
Buku Profil Pasar yang disusun pada 2015 menyajikan potret menyeluruh mengenai kondisi eksisting pasar, potensi pengembangannya, dan strategi menarik investasi untuk menjadikan pasar-pasar ini sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Pasar bukan hanya tempat jual beli. Ia adalah cermin peradaban, denyut ekonomi, dan napas tradisi rakyat Bukittinggi,” ungkap Elvi Sahri Munir.
Terhubung, Terintegrasi, dan Menyatu dengan Masyarakat
Ketiga pasar ini berlokasi dalam radius strategis di Kota Bukittinggi dan terhubung melalui jaringan transportasi yang baik. Tidak hanya mendukung perdagangan, tetapi juga memperkuat sistem sosial dan budaya masyarakat Bukittinggi secara menyeluruh.
Dengan perpaduan sejarah, budaya, dan aktivitas ekonomi yang hidup, Pasar Atas, Pasar Bawah, dan Pasar Aur akan terus menjadi nadi yang memompa semangat kota kecil dengan visi besar, Bukittinggi, kota masa depan yang tetap akrab dengan akar budayanya. (Alex)