BUKITTINGGI – Siapa mengira, dia adalah calon pemimpin besar yang karismatik. Namun, di tengah-tengah interaksi sosial dengan rakyat, tak sedikitpun muncul kesan keangkuhan—justru kesederhanaan dan kebersahajaan yang terpancar.
Kesimpulan ini diungkapkan oleh Desnataliza, seorang teman dekat Nofil Anoverta, usai mengantarkan pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Bukittinggi dari jalur perseorangan ke KPU pada Rabu (28/8/2024) sore.
Desnataliza, Owner Amnafashion di Tanah Abang Jakarta, menyatakan dukungannya yang penuh kepada pasangan Nofil Anoverta-Frisdoreza untuk maju dalam kontestasi pemilihan di kota kelahirannya.
“Nofil Anoverta, lulusan Sarjana Teknik Sipil UNPAR Bandung 1995, memiliki pengalaman karir yang luas, termasuk sebagai salah satu Direksi di PT Tatanan Alam Lestari di bidang pertambangan. Di samping itu, ia juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan organisasi di Kota Bukittinggi dan kota lainnya,” kata Nides, sapaan akrabnya.
Menurut Desnataliza, perbedaan pandangan dari berbagai kalangan telah menciptakan sorotan publik yang semakin mengarah pada sosok Nofil Anoverta Dt. Rangkayo Batuah, Putra Gulai Bancah, yang kini semakin menarik perhatian masyarakat.
“Mungkin konsep kepemimpinannya yang begitu tertanam dalam dirinya adalah azas kepemimpinan yang menyatukan pemimpin dengan rakyatnya, dan itu terlihat dari perilakunya sehari-hari,” tambahnya.
Sebagai Ketua Umum Masjid Darussalam di Kota Wisata Cibubur jawa Barat, serta dengan berbagai peran lainnya dalam organisasi sosial, Nofil Anoverta telah terlibat dalam pembangunan infrastruktur masjid serta pengembangan kegiatan sosial dan keagamaan. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan alumni dan organisasi masyarakat di Bukittinggi dan wilayah lainnya.
Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Bukittinggi periode 2025-2030 ini tiba di kantor KPU Bukittinggi dengan mengenakan pakaian coklat susu. Pantauan media di lokasi menunjukkan bahwa mereka tiba pukul 14.45 WIB. Nofil-Fresdoreza memilih berjalan kaki dari Jam Gadang menuju kantor KPU, diiringi massa pendukung yang menggunakan kendaraan roda dua, becak, serta diiringi musik Tambua Tansa beserta siswa SMA Taruna Bangsa Bukittinggi.
Sesampainya di kantor KPU, Nofil dan Frisdoreza menyapa para pendukung yang telah lebih dulu hadir. Keduanya menjelaskan bahwa mereka tidak bisa menggunakan mobil hingga depan kantor KPU karena jalanan sudah dipenuhi oleh pendukung mereka. (alx)