BUKITTINGGI – Riki Rakasiwi (38) salah seorang penjual ‘Deta’ di kawasan pasar atas Bukittinggi merasa senang saat H.Erman Safar,.SH membeli sejumlah dagangan penutup kepala khas Minangkabau miliknya.
“Alhamdulillah, kota Bukittinggi memiliki sosok pemimpin yang peduli terhadap warga dan kearifan lokal yang ada,” kata Riki pada Jumat (8/11/2024).
Salah satu kebudayaan Minangkabau yang saat ini mulai dinaikkan pamornya adalah kebudayaan Deta. Deta merupakan sebuah penutup kepala yang sering dipakai oleh kaum laki-laki dari Minangkabau.
Riki mengatakan, hal ini lah yang ingin dibangkitan kembali oleh beberapa orang, salah satunya adalah Bang Wako, beliau adalah Walikota Bukittinggi periode 2021-2024.
“Saya bersama saudara yang lain mengambil kesempatan dari sebuah kebijakan Walikota, tentang pelonggaran aturan Perda bagi Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan pasar atas dan taman jam gadang pada awal tahun 2023,” ujarnya.
Untuk diketahui, pada (1/2/2023) lalu, Pemerintah Kota Bukittinggi resmi memberlakukan aturan baru bagi para PKL di seputaran taman Pendestrian Jam Gadang, jalan Minangkabau dan Pasar Atas Bukittinggi untuk memakai tanda pengenal ‘Kokarde dan Deta’.
Ini menjadi ramai di perbincangkan warganet (trending topik) saat itu.
“Bukittinggi Hebat Menuju Wajah Baru Kota Wisata.”
Tidak hanya pedagang kaki lima saja yang memakai pakaian adat tersebut. Petugas Satpol PP Kota Bukittinggi pun berperan aktif untuk menjadi daya tarik pengunjung yang datang ke kota wisata dan untuk melestarikan budaya.
“Ini adalah souvenir khas ranah minang. Harga mulai dari 30 ribu hingga ratusan ribu dengan bahan kualitas bagus,” ujar Riki.
Sementara, Erman Safar menekankan, bagi pelaku usaha di Bukittinggi ini harus pandai juga mencari bahan murah, agar semua pengunjung mampu menjangkau harga, khususnya karya lokal.
“Seperti, di jogja misalnya, disana terkenal dengan bahan bahan batik murah. Makanya usaha mereka bertahan lama,” ujar Erman bersama putranya Adam Safar Al Minangkabauwi (6) menceritakan daerah wisata lain.
Deta minang yang dijual oleh Riki memakai bahan kain batik, untuk Tanjak Melayu dan Palembang berbahan kain Songket. (Alex)