BUKITTINGGI — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) tengah menggelar pelatihan bagi Project Manager Officer (PMO), Business Assistant (BA), serta Relawan Koperasi Desa atau Kelurahan Merah Putih (KDKMP). Kegiatan diikuti oleh 40 PMO, 125 BA, dan 320 relawan, dan berlangsung hingga 21 Oktober 2025.
Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja Kota Bukittinggi, Sesri, menyampaikan bahwa pelatihan tersebut merupakan bagian dari upaya nasional memperkuat kelembagaan dan kapasitas pendamping koperasi di seluruh Indonesia.
“Untuk Kota Bukittinggi, telah ditunjuk dua PMO dan dua BA oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Saat ini mereka tengah mengikuti pelatihan di Padang bersama unsur kecamatan yang membidangi koperasi Merah Putih,” ujar Sesri, Senin (20/10/2025).
Menurutnya, pelatihan ini menjadi langkah penting untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi para pendamping KDKMP, agar lebih siap dalam menjalankan tugas di lapangan, termasuk dalam membangun jejaring kemitraan dan inovasi usaha berbasis potensi lokal.
Sesri juga menjelaskan bahwa salah satu progres nyata dari program KDKMP adalah pembangunan gedung usaha koperasi Merah Putih di setiap daerah. Pembangunan dilakukan di atas lahan milik desa, nagari, kelurahan, pemerintah daerah, atau BUMN.
“Khusus untuk Bukittinggi, saat ini belum ada pembangunan karena terkendala ketersediaan lahan sesuai persyaratan, yakni minimal berukuran 20×30 meter,” jelasnya.
Namun kata Sesri, beberapa kabupaten lain sudah memulai, seperti Kabupaten Agam yang baru saja melaksanakan peletakan batu pertama di Nagari Simarasok, Kecamatan Baso, pada Jumat (17/10).
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Koperasi dan UKM, Farida Farichah, yang hadir secara daring saat acara groundbreaking di Agam, menegaskan bahwa pendampingan bagi koperasi Merah Putih harus dilakukan secara menyeluruh.
“Pendampingan tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga pada peningkatan kepedulian, semangat kolaboratif, dan keberanian berinovasi. Pelatihan di Sumatera Barat ini diharapkan menjadi awal dari perubahan nyata menuju koperasi desa yang berkeadilan dan berkelanjutan,” tutur Farida.
Ia menambahkan, pengembangan koperasi berbasis desa dan kelurahan menjadi salah satu strategi penting dalam memperkuat ekonomi kerakyatan, membuka lapangan kerja baru, serta memperkokoh semangat gotong royong di tengah masyarakat.
Dengan pelatihan ini, diharapkan para PMO, BA, dan relawan koperasi di Sumatera Barat, termasuk dari Bukittinggi mampu menjadi motor penggerak kebangkitan ekonomi desa melalui koperasi yang mandiri, inovatif, dan berdaya saing.
Penulis: Alex. Jr