Bukittinggi – Momen Idul Adha tahun ini menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk merenungi musibah dan bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini, khususnya di Bukittinggi dan Kabupaten Agam.
Wakil Wali Kota Bukittinggi, Marfendi Maat Dt Basa Balimo, menyampaikan hal ini dalam acara Open House usai sholat Idul Adha 1445 H di Masjid Al-Hanif Kodim 0304/Agam, Senin (17/6/2024).
Marfendi mengajak masyarakat untuk memanfaatkan momen ini dengan berbagi dengan sesama, terutama mereka yang terkena musibah. Ia juga menyoroti isu besar yang sedang dihadapi daerah, seperti LGBT dan Penyakit Masyarakat (Pekat).
Menurutnya, masalah moral ini harus diberantas secara bersama-sama dengan peran aktif masyarakat, tidak hanya oleh pemerintah.
“Bukittinggi kota yang ramai dengan pendatang, perlu bagi keluarga-keluarga yang ada untuk memperhatikan anak keturunannya,” ujarnya.
Beberapa hari sebelumnya, Niniak mamak dan masyarakat hukum adat Kurai telah sepakat untuk menolak segala bentuk LGBT dan seks bebas.
Marfendi menekankan bahwa hukum adat nagari bisa berperan dalam mengatasi isu ini, mengingat kepolisian tidak dapat bertindak jika tidak ada pelanggaran hukum yang jelas.
Dalam momen Idul Adha 1445 Hijriah, yang juga disebut Hari Raya Qurban, Marfendi mengadakan Open House di Rumah Dinas Wawako di Jalan Perwira Blakang Balok Birugo Bukittinggi, untuk masyarakat dan kerabat yang ingin bersilaturrahmi.
Ia menekankan pentingnya berbagi daging kurban dan menolong saudara yang tertimpa musibah selama hari Tasyrik, yang berlangsung dari 10 hingga 14 Zulhijjah 1445 H.
Pada Idul Adha tahun ini, tercatat hampir 1000 ekor sapi dan 60 ekor kambing yang dikurbankan oleh masyarakat Kota Bukittinggi. Marfendi mengapresiasi antusiasme masyarakat dalam berkurban, meskipun harga bahan pokok di pasaran cukup tinggi. “Antusias masyarakat Kota Bukittinggi dalam berkurban ini cukup bagus dari tahun ke tahun,” tutupnya.
(Pewarta: alex)