BUKITTINGGI – Jam Gadang yang terletak di pusat Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia, telah menjadi ikon sejarah dan budaya sejak selesai dibangun pada tahun 1926.
Menara lima lantai ini, yang diberi nama “Jam Gadang” atau “jam besar,” dibangun sebagai hadiah dari Ratu Belanda kepada Rook Maker, seorang sekretaris atau controleur Fort de Kock (nama lama Kota Bukittinggi) pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Pada Sabtu (2/11), Pjs Wali Kota Bukittinggi, H. Hani Syopiar Rustam, mengunjungi Jam Gadang untuk melihat langsung keberadaan salah satu bangunan bersejarah ini.
“Sepengetahuan saya, Jam Gadang selama ini menjadi ikon Kota Bukittinggi, bahkan juga jadi ikon Sumatera Barat dan Indonesia,” ujarnya pada Kamis (7/11/2024) di Bukittinggi.
Keberadaan taman yang luas di sekitar Jam Gadang menambah daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yang mengunjungi Bukittinggi.
“Jam Gadang ini dibangun oleh Benhard Vortmann dari Jerman, orang yang sama yang membuat Big Ben di London,” kata Hani Syopiar Rustam.
“Vortmann hanya membuat dua jam besar di dunia, satu di London dan satunya di Bukittinggi ini.” tambahnya.
Jam Gadang juga terkenal dengan bunyi khasnya yang tetap sama sejak dahulu. Hani mengungkapkan wacana untuk memperluas jangkauan suara khas Jam Gadang agar terdengar lebih jauh.
“Mungkin bisa ditambah dengan pengerasan suara, tapi tetap tidak mengubah bunyinya,” ujarnya.
Sebagai simbol sejarah, Hani meminta agar warisan ini tetap dijaga keaslian dan keasriannya. “Pemeliharaannya harus dilakukan secara rutin, tanpa mengubah bentuknya,” tutupnya. (Alex)