Sumbartime – Sungai Ngarai Sianok yang mengalir melalui Bukittinggi dan Agam, Sumatera Barat, kembali dilanda banjir bandang pada Senin, 19 Agustus 2024. Peristiwa ini terjadi tanpa adanya hujan sebelumnya, mirip dengan kejadian yang pernah terjadi pada awal Juni 2024. Banjir tersebut dipicu oleh genangan air di bagian hulu sungai yang alirannya tertahan oleh reruntuhan tebing Ngarai Sianok, hingga akhirnya jebol secara alami.
Kepala Bidang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam, Ikhwan Pratama, menjelaskan bahwa genangan air tersebut telah membentuk sebuah embung baru dengan panjang sekitar 250 meter dan kedalaman mencapai lima meter. Lokasi genangan ini terletak di perbatasan antara Desa Guguak Tabek Sarojo dan Desa Koto Gadang, di mana reruntuhan tebing Ngarai Sianok menyebabkan aliran air terhambat.
“Luapan kali ini terjadi karena adanya genangan air di bagian hulu yang alirannya terhambat karena reruntuhan tebing Ngarai Sianok dan kemudian jebol secara alami,” kata Kepala Bidang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam Ikhwan Pratama, di Bukittinggi, Senin.
Pada sekitar pukul 14.30 WIB, embung tersebut jebol, menyebabkan debit air di sepanjang hilir Sungai Ngarai Sianok meningkat drastis. Arus yang kuat membawa material bebatuan dan kayu, serta mengubah warna air menjadi coklat keruh. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai tersebut.
Puluhan warga tampak ramai mendatangi lokasi yang menjadi perbatasan langsung antara Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi.
Beruntung, kata dia, pemerintah di dua daerah itu telah mengantisipasi kejadian ini dengan melakukan pensterilan area dan pemukiman warga.
Ia menyebutkan tidak ada korban jiwa, namun beberapa rumah warga yang berada di pinggiran sungai tetap terkena imbas dengan masuknya air ke dalam rumah mereka.
“Kami langsung melakukan pendataan untuk bantuan yang diperlukan. Tidak ada korban jiwa dari kejadian ini,” kata Kepala Dinas Sosial Bukittinggi Syanji.
Banjir bandang ini menjadi peringatan bagi masyarakat dan pemerintah setempat untuk lebih waspada terhadap potensi bencana serupa, mengingat kondisi alam di daerah Ngarai Sianok yang rawan terjadi longsor dan banjir.(R/ANT)