BUKITTINGGI – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat bekerjasama dengan Irman Gusman (IG) Centre mengadakan Dialog Kebangsaan di salah satu hotel berbintang di kota Bukittinggi, Sabtu (3/8/2024).
Acara ini mengangkat tema “Kemajuan Sumatera Barat Pasca Pemilu Serentak 2024 dan Masa Depan Sumatera Barat Menghadapi Pilkada Serentak 2024” dan diikuti oleh 200 peserta.
Dialog ini resmi dibuka oleh Bendahara PWM Sumbar, Buhrizal, M.Pd, dan menghadirkan narasumber: Anggota Komisi 2 DPR RI Drs. Guspardi Gaus, M.Si, Sesepuh Muhammadiyah Sumbar, Ketua Bundo Kanduang Sumbar Prof. DR. Hj. Puti Reno Raudha Thaib, MP, dan Budayawan Fakultas Sastra Unand DR. Hassanuddin Yunus.
Dalam sambutannya, Buhrizal menyampaikan bahwa saat ini terjadi perubahan-perubahan dalam kehidupan, termasuk fenomena di PWM.
“Dulu tidak pernah memberikan rekomendasi, namun saat ini memberikan rekomendasi pada Irman Gusman, SE, MBA dan Ustad Jelita Donal, Lc,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara tokoh nasional dan generasi muda untuk memajukan Sumatera Barat.
Anggota DPD RI Irman Gusman, SE, MBA, menambahkan bahwa Sumatera Barat membuat sejarah baru dalam Pemilihan Suara Ulang (PSU) dengan biaya yang signifikan. Ia menekankan bahwa demokrasi harus dapat mencapai kesejahteraan dan pentingnya menjaga lingkungan untuk masa depan ekonomi.
Irman Gusman juga menyatakan, “Dalam hidup ini tidak perlu ‘kayo kayo bana’ namun bisa mensejahterakan masyarakat lahir batin.” Ia menambahkan bahwa Muhammadiyah Sumbar harus lebih aktif dalam kegiatan sosial, ekonomi, dan politik dibandingkan PWM lainnya di Indonesia.
Anggota Komisi 2 DPR RI Drs. H. Guspardi Gaus, M.Si, menyoroti pentingnya pembahasan Undang-Undang yang strategis dan menegaskan bahwa selama ini ia tidak pernah ditekan dalam pekerjaannya di Komisi 2.
Ketua Bundo Kanduang Sumbar, Prof. DR. Hj. Puti Reno Raudha Thaib, MP, menambahkan bahwa perempuan Minang memiliki peran penting dalam politik dan budaya, sejajar dengan pria kecuali dalam beberapa hal yang terbatas.
Ia menegaskan bahwa perempuan Minang adalah bagian penting dari budaya dan hal ini patut dibanggakan.
“Sumatera Barat harus membangun dialog dialogis dan pemahaman kebangsaan dalam rasa suka dan duka,” tutupnya. (Alex/**)